Info

Apakah Benar Aplikasi Zoom Berbahaya? Ini 6 Bahaya Penggunaan Zoom

Apakah Benar Aplikasi Zoom Berbahaya? Ini 6 Bahaya Penggunaan Zoom – Kebijakan pemerintah yang menyuruh masyarakat agar berdiam diri di rumah membuat sejumlah perusahaan dan sekolah memberlakukan aturan Work From Home (WFH). Imbas dari hal tersebut, membuat masyarakat mulai menggunakan aplikasi video conference online untuk berkomunikasi. Pertemuan untuk membahas masalah pekerjaan dan tugas-tugas sekolah tetap bisa dilaksanakan secara virtual dengan memanfaatkan aplikasi meeting online.

Salah satu aplikasi meeting online yang banyak digunakan saat ini adalah Zoom Cloud Meeting. Bahkan, presiden pun menggunakan aplikasi ini saat menghadiri rapat dengan jajaran menterinya. Hanya melalui smartphone atau pun laptop saja, kita sudah bisa terhubung dengan ratusan orang secara bersamaan.

Namun baru-baru ini, ditemukan fakta bahwa aplikasi Zoom berbahaya. Beberapa hari terakhir, muncul isu keamanan yang sangat serius dari aplikasi ini. Dikabarkan, Zoom menyebarluaskan data-data pribadi pengguna ke media sosial. Benarkah demikian? Daripada membuat Anda penasaran, langsung saja simak beberapa bahaya penggunaan Zoom yang harus diwaspadai.

Bahaya Penggunaan Aplikasi Zoom

Setiap situs atau pun software yang terhubung langsung ke internet pasti menyimpan bahaya tersendiri, apalagi untuk kategori aplikasi Zoom yang memuat informasi pribadi pengguna seperti wajah, model perangkat, hingga lokasi pengguna. Namun, biasanya setiap situs telah dilengkapi dengan protokol keamanan yang begitu ketat sehingga tidak mungkin terjadi kasus kebocoran data atau pun disusupi orang tidak dikenal. Hal ini berbeda dengan Zoom, dimana setidaknya ada beberapa bahaya yang mengintai pengguna saat sedang menggunakan aplikasi ini.

1. Rekaman video bocor ke media sosial

Rekaman konferensi video Zoom disimpan di dalam server cloud Zoom yang membuatnya mudah ditemukan orang lain. Menurut seorang peneliti keamanan, Phil Guimond menyatakan bahwa struktur url rekaman Zoom memiliki pola yang mudah diprediksi sehingga untuk menemukan lokasi rapat suatu telekonferensi online hanya dibutuhkan alat yang sederhana.

Hal inilah yang mungkin menyebabkan banyak rekaman video Zoom beredar di media sosial. Ada seseorang yang mampu menemukan celahnya lalu mengirimkan video tersebut ke medsos. Video-video yang sifatnya rahasia seperti rapat perusahaan, terapi online, hingga obrolan pribadi dapat dilihat secara bebas di platform berbagi video seperti YouTube dan Vimeo.

2. Tidak dilengkapi sistem keamanan terbaik

Saat ini, Zoom hanya dilengkapi dengan sistem keamanan berbasis Transport Layer Security (TLS). TLS sendiri merupakan protokol keamanan yang digunakan untuk mengamankan suatu website dengan protokol komunikasi berupa HTTPS. Dimana, sistem keamanan ini tidak lebih baik dari enkripsi end-to-end yang memiliki fungsi sulit ditembus oleh peretas.

Beberapa pakar siber mempertanyakan mengapa aplikasi sekelas Zoom sampai saat ini belum menggunakan sistem keamanan enkripsi end-to-end. Padahal sudah banyak aplikasi lain yang memakainya, seperti WhatsApp, Telegram, hingga Messenger.

3. Adanya malware

Seperti yang kita ketahui, malware adalah suatu program yang dirancang untuk merusak dan menyusupi sistem komputer. Jika komputer telah terkena malware, maka data-data pengguna yang terdapat didalamnya dapat dengan mudah diketahui oleh si pembuat malware tersebut. Praktik ini yang biasa dilakukan oleh hacker untuk mencuri akun-akun seseorang.

Menurut peneliti di Trend Micro, aplikasi Zoom kemungkinan besar terdapat malware berbahaya yang bisa saja mencuri informasi pribadi pengguna. Tak hanya itu, sifat dari malware ini pun dikabarkan mampu mempengaruhi sistem komputer hingga menyebabkan hang.

4. Ancaman zoombombing

Bagi Anda yang belum tahu, Zoombombing merupakan bahaya aplikasi Zoom dimana hacker atau peretas dapat masuk tiba-tiba ke video conference manapun. Tidak hanya menyusupi suatu rapat online, tujuan mereka biasanya untuk mengirimkan konten-konten tidak senonoh, melakukan onar, hingga melayangkan ancaman. Sudah banyak kasus seperti ini terjadi di dalam maupun luar negeri.

Faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena Zoombombing tidak lain karena sistem keamanan yang masih kurang di dalam aplikasi Zoom.

5. Data pengguna dikirim ke Facebook

Zoom dikabarkan secara diam-diam mengirimkan data pengguna ke Facebook tanpa sepengetahuan pengguna itu sendiri. Bahkan, pengguna yang tidak mempunyai akun Facebook pun akan tetap dikirim datanya. Padahal jelas, aplikasi ini tidak mengatakan akan melakukan pengiriman data kepada Facebook dalam kebijakan privasinya. Tentunya tidak semua orang akan merasa nyaman jika privasinya dibeberkan tanpa sepengetahuannya.

6. Akun dan data pribadi diperjualbelikan

Bahaya penggunaan Zoom yang terakhir dan tak kalah serius adalah akun Zoom serta data-data pribadi pengguna diperjualbelikan di pasar gelap dunia maya. Telah dilaporkan terdapat lebih dari 500 ribu akun Zoom yang dijual di dark web. Hacker melakukan pencurian kata sandi dan nama pengguna kemudian mereka jual. Keuntungan bagi si pembeli tentu saja jika akun Zoom korban memiliki kata sandi yang sama dengan akun lain, mereka akan dapat dengan mudah masuk dan mencuri akun tersebut.

Sementara menurut laporan dari Vice, data pribadi pengguna Zoom di Windows diretas sehingga memungkinkan hacker untuk mengambil alih perangkat pengguna sepenuhnya. Perangkat lunak yang dipakai untuk mencuri data pengguna akun Zoom, dijual oleh mereka dengan harga yang fantastis.

Itulah 6 bahaya penggunaan Zoom Cloud Meeting bagi siapa saja yang harus diwaspadai, berhati-hatilah saat sedang menggunakannya sebab kita tidak tahu bahaya apa yang sedang mengintai kita.

Pulsa Seluler

PulsaSeluler.com adalah penyedia jasa jual beli pulsa online terpercaya, paket internet, voucher game, top up saldo dana, ovo, gopay, token listrik harga murah bisa bayar via paypal dan bank transfer buka 24 jam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
Close

Adblock Detected

Untuk melanjutkan membaca Artikel ini, Silahkan matikan AdBlocker di Browser Anda!